Maafkan Ayahmu....Nak

Malam beranjak perlahan, aktifitas penghuni alam berkurang seiring temaramnya bintang yang bermain diantara pelukan sang awan.

Mataku yang sudah berat terpicing beberapa kali… Ah…pekerjaan rumah masih tersisa sebagian. Tapi kantuk ini seperti tak tertahan.. Terbayang betapa beratnya menjadi seorang istri yang harus rela menahan kantuk karena sang anak yang begadang, siang dengan segudang pekerjaan yang tak kunjung selesai, rumah yang selalu berantakan karena inisiatif malaikat kecilku yang selalu ingin belajar…..

Kesadaranku menyeruak kepermukaan, betapa banyak kekurangan sebagai seorang qowwam, ilmu yang kurang menjadikan hati selalu kesal, beban ekonomi keluarga, dll…

Bersyukur Allah mengkaruniakan istri yang tidak banyak menuntut, walau kutahu nafkah yang kuberikan jauh dari kecukupan….Sepasang anak yang lucu dan menggemaskan… rumah tempat berteduh sehingga tidak kepanasan atau kehujanan… beribu nikmat berkejaran memenuhi benakku…Ah..betapa banyak karunia Allah yang lupa kusyukuri

Perlahan kubuka pintu kamar, kulihat kedua malaikat kecilku yang tertidur tenang…. Wajah polosnya dihiasi senyum seakan dia lagi bermain di taman impian… Adakah aku diajak dalam mimpi indahmu nak ??? Atau aku adalah mimpi burukmu ??? seribu pertanyaan berkecamuk didadaku yang galau.

Aku tafakur sendirian, menyadari betapa selama ini lebih banyak kata kesal yang keluar daripada kata sayang, kala melihat tingkahmu yang menggemaskan… Namun jiwa beningnya yang bersih selalu menghadiahi senyuman kalau aku pulang kerja dengan kelelahan..

Ah maafkan ayahmu nak… terlalu banyak tuntutan terhadapmu padahal kutahu umurmu baru 5tahun.


sumber gambar blog uin-malang.ac.id